Mari Gabung Bersama Kami Dalam Belajar Islam
وقال الحسن: ﴿هب لنا من أزواجنا وذرياتنا قرة أعين﴾ في طاعة الله، وما شيء أقر لعين المؤمن من أن يرى حبيبه في طاعة الله. صحيح البخاري: 4/ 1783
"Yaa Allah, berikanlah kepada kami dari istri-istri kami dan keturunan kami penyenang hati."
Atsar ini mengutip ayat Al-Qur'an yang dijelaskan oleh Imam Hasan al-Bashri. Ayat ini merupakan doa yang dipanjatkan oleh para nabi dan orang-orang saleh, memohon kepada Allah agar diberikan keturunan yang saleh dan menjadi penyejuk hati.
Penjelasan Imam Hasan al-Bashri:
Imam Hasan al-Bashri memberikan tafsir yang sangat indah terhadap ayat ini. Beliau menjelaskan bahwa "penyenang hati" yang sebenarnya adalah melihat orang yang kita cintai, dalam hal ini istri dan anak-anak, berada dalam ketaatan kepada Allah. Tidak ada yang lebih menyejukkan hati seorang mukmin selain melihat orang-orang yang dicintainya menjalankan perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya.
Makna Hadits:
Doa yang Mulia: Doa untuk mendapatkan keturunan yang saleh adalah doa yang sangat mulia dan dipanjatkan oleh para nabi dan orang-orang saleh.
Kebahagiaan yang Hakiki: Kebahagiaan yang hakiki adalah melihat orang yang kita cintai hidup dalam ketaatan kepada Allah.
Tanggung Jawab Orang Tua: Hadits ini juga menunjukkan tanggung jawab orang tua dalam mendidik anak-anaknya agar menjadi orang yang saleh.
Pelajaran yang Dapat Diambil:
Mendidik Anak dengan Agama: Orang tua harus mendidik anak-anaknya sejak dini agar mengenal Allah dan menjalankan perintah-Nya.
Menjadi Teladan: Orang tua harus menjadi teladan bagi anak-anaknya dalam beribadah dan berakhlak mulia.
Berdoa untuk Keturunan: Kita harus senantiasa berdoa agar Allah memberikan keturunan yang saleh dan menjadi penyejuk hati.
Kesimpulan:
Hadits ini memberikan kita pemahaman yang mendalam tentang makna kebahagiaan sejati. Kebahagiaan yang hakiki bukanlah semata-mata materi atau kesenangan duniawi, tetapi terletak pada ketaatan kepada Allah dan melihat orang-orang yang kita cintai hidup dalam ketaatan juga.